“Santet Mematikan ala Wilayah Daerah Bali Aga”
“Cerita dibawah adalah cerita yang di ambil dari sumber yang paling relevan dari prespektive masyarakat secara umum, disni saya akan memberikan pemaparan cerita tersebut secara khalayak umum setelah itu penulis akan membuat artikel khusus untuk menulusuri tabir gaib dari apa yang ada secara dunia lain apakah sama dengan prespektif masyarakat atau malah berbanding terbalik, selamat membaca”
Pengertian cetik pada dasarnya adalah racun, tetapi racun ini bisa dikendalikan oleh orang-orang tertentu yang menguasai ilmu ini dengan mantra-mantra tertentu. Hal ini disebabkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat cetik adalah sangat berbahaya. Seperti serpihan kuningan yang memang dalam ilmu kimia merupakan bahan yang sangat berbahaya, binatang yang memiliki racun tertentu, medang (bulu halus pada bambu) dan masih banyak lagi bahan-bahan yang lainnya. Lebih jauh tentang cetik ini pada lain kesempatan kita akan membahasnya lebih jauh.
Cara kerja cetik ialah dilakukan dengan ditaruh di makanan ataupun minuman orang yang hendak kita celakai. Jika orang tersebut memakan atau meminum hidangan yang telah berisi cetik maka orang tersebut akan merasakan sakit yang luar biasa. Tetapi sakit tersebut bisa dirasakan beberapa jam kemudian, beberapa hari kemudian, ataupun beberapa bulan kemudian, Tergantung bahan dan keinginan si pembuat cetik tersebut kapan cetik itu akan bereaksi pada sasarannya.
Cetik juga bisa kita umpamakan sebagai gelombang elektomagnetik yang memiliki sinyal-sinyal tertentu dan dapat dikendalikan. Misalkan kita menginginkan meledakan bom di suatu tempat, kita sudah menaruh bom tersebut di tempat yang kita ingin ledakan. Kita akan menggunakan pemicunya berupa sebuah HP yang telah kita atur sebelumnya. Tetapi suatu ketika terjadi kesalahan teknis, yang menyebabkan sinyal-sinyal tersebut terganggu, dan bom yang ingin diledakan tidak akan dapat meledak.
Orang yang menjadi target, bisa terhindar dari cetik jika ia memiliki iman yang kuat atau pikirannya sedang tidak dalam keadaan kacau. Berdasarkan efek yang ditimbulkan, sekurangnya ada dua jenis, yaitu cetik yang berefek seketika dan efek yang timbul agak lama (bisa sampai 6 bulan).
Ada cetik yang berakibat rendah, misalnya sakit perut atau panas dingin dan ada juga cetik yang berefek ganas, misalnya muntah darah atau pingsan. Cetik yang berefek ganas dikenal oleh masyarakat Bali bernama Cetik Ceroncong Polo (menyerang otak) dan Cetik Reratusan (menyerang perut). Untuk menghindari cetik saat ada pesta makan, orang Bali biasanya melakukan beberapa hal, misalnya :
Menaburkan butiran garam di atas nasi yang akan dimakan (garam dipercaya dapat menetralkan cetik)
Ada juga yang menaburkan sedikit makanan / minuman ke tanah (maksudnya jika makanan/minuman yang terkena cetik akan hilang kekuatannya jika sudah menyentuh tanah)
Berdoa kepada Yang Maha Kuasa
Ngejot (menghaturkan sesaji) ke sanggah / pura atau ke ibu pertiwi
Adapun cetik sendiri terbagi dua jenis, yaitu :
- Cetik Sekala
- Cetik Niskala (Goib)
Cetik Sekala adalah cara meracun dengan sarana tertentu yang dilakukan secara nyata, atau manual. Biasanya cetik yang dipakai dengan cara seperti ini adalah diantaranya Cetik Gringsing, Cetik, Cetik Gadang Galeng, dan Cetik Kerikan Gangsa.
Cetik Niskala adalah tata cara atau metode peracunan dengan cara gaib atau tidak tampak nyata. Cetik jenis ini hanya orang yang menguasai ilmu pengiwan yang pinunjul saja mampu melakukannya. Konon, dari cerita yang saya dapatkan dari kolega yang kebetulan pelaku kebatinan Bali. Maka pelaku yang sudah menguasai ilmu pengiwan tersebut hanya dengan memandangi makanan dan minuman sajamaka korbannya akan menjadi sakit seperti yang dikehendaki. Jadi boleh dibilang cetik ini tanpa memerlukan sarana, karena tidak kelihatan, atauapun bisa dengan menggunakan goib baik itu mahluk halus yang dapat membantu si pelaku dalam melaksanakan hajatnya.
Dari cerita yang saya dapat dari kolega tentang bahan-bahannya, ada beberapa bahan cetik yang berasal dari serpihan tembaga, tumbuh-tumbuhan, bahkan hewan yang kemudian diramu secara khusus. Khusus disini dalam artian hanya orang yang menguasi ilmu pengiwan yang bisa meramunya. Dalam proses peramuan pun tidak hanya dilakukan pada hari-hari khusus yang diyakini akan mempengaruhi keampuahan cetik tersebut.
Dalam lontar kepengiwan misalnya, cetik ini disebutkan tidak bekerja sendiri. Tanpa kekuatan magis, ia hanya berfungsi sebagai racun biasa saja. Artinya, cetik hanya akan bekerja jika tercampur pada obyek yang ditentukan. Lebih lanjut dijelaskan, ada beberapa aksara (rajah) yang digunakan menambah kekuatan dari kemagisan cetik. Biasanya bagi yang membuat ditambah jnananya, mereka sering melakukan puasa untuk mengasah sejauh mana cetik ini akan berfungsi.
Cara-cara yang sering dipakai untuk menghidupkan cetik, beberapa diantaranya adalah dengan ngerajah atau menuliskan secara langsung aksara-aksara tertentu, atau pun juga dengan cara langsung dengan merapal mantera-mantera khusus. Dan seperti halnya ilmu-ilmu gaib manapun, untuk menambah keampuhan selalu dibarengi dengan laku prihatin tertentu.
Adapun cetik yang paling berbahaya dan paling ditakuti adalah Cetik Gringsing, Croncong Colo, karena sifatnya mematikan dalam hitungan jam tanpa memperhatikan siapa orangnya. Misalnya cetik Croncong Polo yang menyasar ke otak, Cetik Gringsing menyasar organ hati dan jantung dan cetik Cadang Galeng akan langsung membuat pingsan. Dalam lontar usada pun dijelaskan, meski tiga jenis cetik tersebut terbilang sangat berbahaya akan tetapi ada obatnya sepanjang cepat diketahui. Jika terlambat, maka proses penyembuhannya akan relatif lebih lama.
Beruntungnya, tidak semua orang bisa kena cetik. Dalam kepercayaan masyarakat Bali orang yang bisa terkena cetik semua tergantung dari karma orang yang bersangkutan. Karena setiap manusia mempunyai pelindung masing-masing. Kalau karmanya bagus sehebat apapun orang tersebut mencelakai tidak akan bisa.
Cara seorang pelaku yang hendak menyerang korban secara tak langsung umumnya tidak memperlihatkan pelakunya, sebab pelakunya dapat mengendalikan kekuatan cetiknya dari jauh. Namun demikian, ada dua hal yang dapat diperhatikan dari cara tidak langsung ini.
Pertama, umumnya cara tak langsung dilaksanakan pada hari tertentu, yakni Budha Kliwon.
Kedua, Kondisi calon korban dalam keadaan yang tidak terproteksi, antara lain disebabkan pikiran sedang kacau. Salah satu hal penting untuk menghidar dari serangan cetik jenis ini adalah selalu waspada dan hati-hati dengan tidak mengabaikan intuisi dan bila ada bebeundelan hendaknya di bawa sebagai pendamping. Bebeundelan yang dimaksud disini serupa barang atau benda yang sudah di manterai atau sudah di pasupati. Bebundelan dimaksud di sini bisa dari taring harimau, gigi badak, batu permata tertentu yang tentu saja sudah di rituali seperti yang saya maksud di atas.
Disamping itu sangat dianjurkan untuk selalu meningkatkan keyakinan pada Sang Pencipta agar selalu dilindungi. Disamping memahami bagaimana cara orang memasukkan cetik ke dalam tubuh calon korbannya, juga perlu diketahui apakah cetik itu memiliki efek seketika atau agak lama.
Cetik berefek seketika, maksudnya kalau seseorang memakan sesuatu yang mengandung cetik, maka segera akan terlihat gejala-gejalanya tergantung dari bahan-bahan cetik itu sendiri. Ada pula cetik berefek agak lama, dengan inkubasi 3-6 bulan. Dalam hal ini, seandainya cetik itu termakan sekarang, maka orang akan merasakan sakitnya secara bertahap dengan puncak sekitar 3-6 bulan yang akan datang.
Gambar gambar diatas adalah sebuah rerajahan yaitu kain yang sengaja dibentuk dan gambar agar membentuk suatu pola tersendiri yang dimana diritualkan agar memiliki energy tersendiri, dengan energy tersebut dapat membantu yang memiliki atau yang mempunyai akses kepada sebuah kaian tersebut untuk menggunaknnya sebagai media untuk memenuhi hajat yang diinginkan, jangan lewatkan updatetan artikel setiap harinya dengan cara mensubcribe melalui email di pojok kiri bawah, saya mohon bantuannya untuk berkomentar maupun like serta share agar website ini lebih hidup, tiada terasa hidup jika bukan karena kebersamaan kita semuanya yang telah membaca artikel ini.
“Support terus website ini agar sang Mpu selalu update dengan cara like, comment, dan subcribe via email agar selalu update mengetahui wawasan yang baru muncul dalam website ini, Sekian artikel ini ditulis, semoga memberi manfaat dan pengetahuan bagi pembaca dan yang membutuhkan, jika dirasa artikel ini berguna dan menarik silahkan sebarkan dalam media sosial.”