Pengertian Orang Fasik & Cara menghadapinya
Dalam Islam, orang fasik adalah individu yang dengan sadar melanggar hukum-hukum Allah dan sering melakukan dosa besar secara berulang-ulang tanpa penyesalan atau niat untuk bertobat. Kata “fasik” berasal dari bahasa Arab “fasaqa,” yang berarti “keluar dari jalan yang benar.” Secara terminologi, orang fasik adalah orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang dalam agama, baik itu dalam bentuk perbuatan dosa besar (seperti zina, mencuri, dan membunuh) maupun dosa kecil yang terus-menerus dilakukan tanpa bertaubat.

Dalam Al-Quran, Allah sering mengaitkan kefasikan dengan sikap keras kepala, tidak mau menerima kebenaran, dan tidak patuh terhadap perintah-Nya. Misalnya, dalam surat Al-Baqarah ayat 26-27, Allah berfirman:
“Sesungguhnya tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.”
Ciri-ciri Orang Fasik
- Melakukan Dosa Besar Tanpa Penyesalan: Orang fasik cenderung melakukan dosa-dosa besar dan tidak menunjukkan penyesalan atau keinginan untuk bertaubat.
- Membuat Kerusakan di Muka Bumi: Orang fasik sering kali berperilaku dengan cara yang merugikan orang lain, baik secara fisik maupun sosial.
- Mengabaikan Perintah dan Larangan Allah: Mereka tidak peduli dengan perintah dan larangan Allah, serta tidak berusaha menjalankan kewajiban agama.
- Menyebarkan Kebohongan dan Fitnah: Orang fasik sering kali terlibat dalam menyebarkan fitnah, gossip, dan informasi palsu.
Cara Menghadapi Orang Fasik
- Tidak Meniru Perilaku Mereka: Sebagai seorang Muslim, kita harus berhati-hati agar tidak terpengaruh oleh perilaku orang fasik. Jaga iman dan amal kita, serta berusaha menjauhi segala bentuk dosa yang mereka lakukan.
- Memberikan Nasihat dengan Hikmah: Jika memungkinkan, berikan nasihat kepada orang fasik dengan cara yang bijaksana dan penuh kasih sayang. Mengingatkan mereka akan akibat dari perbuatan mereka dan pentingnya bertaubat kepada Allah.
- Berdoa untuk Hidayah Mereka: Doakan agar Allah memberikan hidayah kepada mereka dan membuka hati mereka untuk kembali ke jalan yang benar.
- Menghindari Pergaulan yang Tidak Perlu: Jika seseorang terus-menerus dalam kefasikan dan tidak menunjukkan tanda-tanda ingin berubah, mungkin lebih baik menghindari pergaulan yang terlalu dekat dengan mereka untuk melindungi diri dari pengaruh negatif.
Tindakan yang Harus Diambil Ketika Bertemu dengan Orang Fasik
- Jaga Iman dan Amal: Ketika bertemu dengan orang fasik, yang paling penting adalah menjaga iman dan amal kita agar tidak terpengaruh. Tetaplah berpegang teguh pada ajaran Islam.
- Bersikap Tegas namun Bijaksana: Tidak ada salahnya untuk bersikap tegas dalam menolak ajakan mereka yang mengarah pada kemaksiatan, namun lakukan dengan bijaksana agar tidak memancing permusuhan.
- Tidak Mudah Terprovokasi: Orang fasik mungkin akan mencoba untuk mempengaruhi atau menguji kesabaran kita. Jangan mudah terprovokasi dan tetap tenang dalam menghadapi mereka.
- Cari Lingkungan yang Mendukung: Jika memungkinkan, jauhi lingkungan yang banyak dihuni oleh orang-orang fasik dan carilah lingkungan yang lebih mendukung untuk memperkuat iman dan amal kita.
Kesimpulan
Menghadapi orang fasik memerlukan kebijaksanaan dan ketegasan. Sebagai seorang Muslim, kita harus menjaga diri dari pengaruh negatif dan berusaha memberikan nasihat yang baik jika memungkinkan. Namun, jika orang tersebut tidak mau berubah, kita disarankan untuk menjauhi pergaulan yang dapat merusak iman dan amal kita. Tetaplah berpegang pada ajaran Islam dan selalu berdoa agar Allah melindungi kita dari kefasikan serta memberikan hidayah kepada orang-orang yang tersesat.
“Semoga senantiasa dilimpahkan segala sesuatu kebaikan dunia akhirat untuk Rasulullah Nabi Muhammad SAW serta seluruh keluarga, sahabat, keturunan, murid dan umat beliau, Aamiin Allahuma aamiin, Shallallah Ala Muhammad.”