“Ibadadah Sembahyang yang dilupakan”
Beribadah artinya merendahkan diri dan tunduk kepada sang pencipta, begitupula Sembahyang, yaitu suatu kosa kata yang diciptakan oleh leluhur tetaua jaman dulu yang di ambil dari dua kata sangat sederhana, leluhur tetua kita sudah sangat mengekamas agar mudah dipahami sehingga jika berjalan dengan waktu yang lama masih dapat di mengerti, tetapi seiring berjalannya waktu orang orang yang hidup sekarang terlalu terbuai oleh duniawi tertarik akan nafsu dan ego semata, mencari ilmu kesana kemari hingga memiliki ilmu yang tinggi sehingga lupa kenapa hal tersebut dinamakan sembahyang.

Terdiri dari dua kata yaitu sembah yaitu dari kata menyembah, yang yaitu dari kata diri sendiri (jika dalam jawa kuno sansekerta maupun bali yang termasuk bahasa halus dalam masyarakat untuk menyebut diri sendiri), kita menyembah (artiannya adalah tunduk, merendahkan diri, menghadap, bersujud, berserah, menunduk, berbakti) kepada sang pencipta, tetapi orang orang kebanyakan melupakan hal semacam itu tetapi malah meminta agar ini itu segala macam, di dalam setiap agama ada beberpa waktu beribadah saya contohkan agama Hindu yang wahyunya sudah ada ketika tahun belum ditetapkan serta di tuangkan dalam weda, menyebutkan untuk wajib agar umatnya beribadah dalam sehari tiga kali yaitu pagi, siang, sore, hal tersebut merupakan ungkapan agar selalu ingat mengucapkan syukur ketika bangun di pagi hari bisa bangun dari tidur dan dapat kembali beraktifitas, saat siang bersyukur sudah dapat mengerjakan aktifitas serta bersyukur dapat makan, ketika sore hari kita bersyukur akan telah dapat beraktifitas seharian dan diberikan kelancaran, tetapi agama hindu adalah agama tertua dan ada ketika dunia belum menjadi seperti sekarang, prilaku manusia dahulu hanyalah berkebun dan tidak seperti sekarang ini dengan segala kekacauan, ego yang membabi buta, keinginan yang luar biasa, kemelekatan akan keduniawian, dan lain sebagainya, maka munculan wahyu agama Islam yang diberikan kepada Nabi Muhamad yang mewajibkan umatnya agar beribadah lima kali sehari, hal tersebut karena memang diperuntukan untuk menghadapi kedatangan dunia saat ini, sehingga akan lebih banyak manusia saat ini mengucapkan rasa syukur kepada tuhan dan tidak terjebak dalam hal keduniawian (dalam hindu disebut samsara – keterikatan tiada akhir), itu adalah sebuah contoh nyata yang sedang kita abaikan selama ini, dan kembali ke pembahasan awal tentang sembahyang.
“Aku tidak dapat dipahami oleh ilmu pengetahuan maupun meditasi belaka, aku hanya bisa dipahami oleh cinta dan kasih sayang” (Krisna)

Yang ada dalam diri kita yang biasa di kenal oleh orang kebatinan atau spiritual yaitu nur (dalam agama islam) atma (dalam agama hindu), kedua hal tersebut berbeda bahasa tetapi memiliki arti yang sama yaitu sebuah percikan cahaya tuhan yang ada dalam diri kita bersemayam tanpa tersentuh hal hal pemikiran duniawi, kita mengucap syukur kepada yang maha suci, yang ada dalam diri kita ,sehingga kita dapat hidup , dapat bekerja , dapat makan minum dan sebagainya, tetapi rasa syukur hanya terucap dari mulut ketika berdoa meminta bermacam macam yang kita pikir adalah yang terbaik, jika kita dapat memahami Tuhan Maha Segalanya (memang memahami bukan hanya tahun dan mengerti karena tahu dan mengerti tidak akan paham arti sujatinya), lalu kenapa kita masih meminta ini itu agar baik agar sehat agar tidak celaka agar yang lain lainnya, sedangkan Tuhanlah Yang Maha Segalanya, Tuhan Maha Tahu apa yang kita butuhkan selama di dunia ini, mana yang baik bagi kita mana yang buruk bagi kita hanya Tuhan yang mengethauinya, tetapi kita lupa memahami hal tersbut dengan hanya terbuai dengan duniawi hasrat keinginan yang di ciptakan oleh panca indra kita kita menjadi merasa sok kuasasa, sok mengerti itulah kebaikan untuk kita, itulah yang terbaik, dialah yang paling cocok dan sebagainya yang kita sendiri tau bagaimana melanjutkan kalimat saya barusan, kebanyakan orang mencari Tuhan kesan kemari karena dia memiliki ilmu pengetahuan yang luar biasa, pdahal ilmu pengetahuan tersebut bersifat duniawi, sedangkan kita lupa kita hidup karena percikan cahaya Tuhan yang ada dalam diri kita sendiri, (akan ada dua macam orang yang setelah membaca hal ini, satu dia yang akan merasa menjadi dirinya tuhan yang memiliki kuasa segalanya (takabur) atau satu lagi dia yang akan lebih bersyukur dan merendahkan dirinya karena tidak merasa memiliki kuasa (mawas diri, legowo).
” Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Qs.Adz Dzariyat:56)
Hal di atas adalah sebuah kutipan dari sebuah Wahyu yang di turunkan Tuhan kepada agama Islam, hal tersebut dapat kita jadikan petunjuk agar mencapai kehidupan lebih baik lagi agar kita tidak lupa dan sok kuasa, tetapi biasanya ada orang orang ketika habis membaca atau mendengarkan petunjuk ini maka munculah beberpa kasus ajaran sesat ataupun orang orang yang mengklaim dirinya sebagai tuhan, karena dia sujatinya adalah takabur dan membuat menjadi manusia yang malah semakin tenggelam dalam kemelekatan duniawi yaitu, kepuasan, kehebatan, kedudukan, diakui dan lain sebagainya, padalah semua hewan, tumbuhan, manusia dan ciptaan Tuhan yang lainnya memiliki percikan cahayaNya, tetapi kita menjadi lupa dikarenakan energy dunia ini begitu besar akan keduniawian, jadi agama adalah sebuah kunci agar hidup kita menjadi lebih baik di dunia ini, setiap agama memiliki caranya tersendiri untuk beribadah kepada Tuhan, agama datang dari wahyu yang di berikan oleh tuhan kepada salah satu umatnya disuatu wilayah agar dikehidupan seterusnya dapat menjadi sebuah panutan untuk beribadah kepada Tuhan, dalam hati manusia terdapat kebesaran Tuhan yang luar biasa, jika ada agama yang salah tetapi agama tersebut berasal dari wahyu tuhan, sujatinya bukan agamanya yang salah tetapi orang orangnyalah yang salah, di setiap agama terdapat banyak hati, tetapi hati tidak memiliki agama, jangan lewatkan updatetan artikel setiap harinya dengan cara mensubcribe melalui email di pojok kiri bawah, saya mohon bantuannya untuk berkomentar maupun like serta share agar website ini lebih hidup, tiada terasa hidup jika bukan karena kebersamaan kita semuanya yang telah membaca artikel ini.

“Support terus website ini agar sang Mpu selalu update dengan cara like, comment, dan subcribe via email agar selalu update mengetahui wawasan yang baru muncul dalam website ini, Sekian artikel ini ditulis, semoga memberi manfaat dan pengetahuan bagi pembaca dan yang membutuhkan, jika dirasa artikel ini berguna dan menarik silahkan sebarkan dalam media sosial.”