” Mahluk Goib berupa Anjing Khas Bali”
Cambra Berag adalah sebuah keilmuan yang ada di tanah Bali, yaitu termasuk kategori keilmuan pengeleakan, kebebanyakan orang mengetahui keilmuan ini dapat merubah wujud sang penekun keilmuan menjadi sebuah anjing yang kecil dan kurus.
Cambra berarti kecil kemudian Berag berarti kurus, perlambangannya seperti anjing yang tidak terurus dan banyak memiliki luka dengan perawakan yang sangat-sangat kurus dan jorok, menurut penelusuran saya pribadi, cambra berag adalah sebutan untuk mahluk gaib yang berwujud seperti anjing yang kurus dan memiliki ukuran tubuh dari kecil hingga sebesar bus sekalipun ukurannya, seperti halnya yang di jelaskan dalam Usadha Pamungkah Bathara Guru yang di sebutkan Empu Bharadah tengah membasmi orang-orang yang melakoni pengiwa atau ilmu hitam untuk menyakiti sesama pada kala itu di temani se-ekor anjing kurus, anjing kurus itu memiliki julukan Ki Petaka Sapta dengan memiliki ciri-ciri lidah belang berbercak hitam, berbulu kekuningan, berbintik-bintik bulat dibagian pinggang, berbercak bundar di bagian kaki, dan dia memiliki pasukan anjing lain sejumlah 108 ekor secara gaib.
Ki Petaka Sapta dan pasukannya memiliki ilmu Panca Sona dan Panca Ambek yang di berikan oleh Bhatara Guru melalui Empu Bharadah, dengan ilmu tersebut mereka di tugaskan untuk mengiringi Mpu Bharadah memburu orang-orang berilmu pengeleakan dan mahluk halus yang membantu orang tersebut dalam melaksanakan praktik ilmu hitam. Ketika cambra berag datang hawanya sangatlah menakutkan seperti hawa ketakutan atau sebuah trauma tetapi hawa seperti itu di rasakan ketika kita berniat yang kurang baik atau berniat buruk, begitu juga ketika ada orang yang di ikuti oleh cambra berag maka jika ada orang yang niat jahat atau buruk kepada orang tersebut maka dia akan merasakan ketakutan luar biasa sebelum melakukan hal itu, kemudian cambra berag dapat menangkal serangan secara non medis yang datang kepada orang yang diikutinya, untuk pemahaman apa itu keilmuan Panca Sona dan Panca Ambek bisa di lihat di artikel lengkapnya di home, intinya adalah Ilmu Panca Sona membuat mahluk hidup tidak dapat mati semasih dia terkena angin atau menyentuh tanah, sedangkan Ilmu Panca Ambek adalah keilmuan yang memancarkan pengetahuan, kebenaran, keadilan dan mengarahkan yang menggunakan ilmu ini pada kedamaian maupun ketentraman.

Karena kisahnya telah sangat lama berlalu maka sekarang goib cambra berag ini sekarang disebut sebagai leak cambra berag karena sudah berada tersebar ada yang ikut untuk menjaga pura pura atau sebagai pengayom seseorang tetapi tidak menutup kemungkinan karena saya ketika itu melihat juga ada beberpa praktisi yang ke kiri yang memiliki goib seperti ini dan ikut menjadi penjalan yang kurang baik maka dari itu mereka skrng memiliki nama leak cambra berag.
Skill atau tuah yang dikluarkannya adalah :
-Proteksi Lahir Batin termasuk menghalau santet, guna-guna, teluh, cetik, kiriman apapun itu yang merugikan sang empunya.
-Melindungi atau menetralisir hawa negatif dari sebuah suatu areal.
-Dapat menyerang yang mengganggu berbuat buruk kepada orang yang di ikutinya alias empunya.
-Menambah Kepekaan Panca Indra, membuat lebih peka terhadap hal hal goib.
-Membangkitkan Spiritual Energy dalam Tubuh, membuat sang empunya mudah untuk mempelajari hal hal spiritual.
Hal di atas ditulis sesuai pengalaman saya pribadi untuk menelusuri sendiri secara dengan masuk ke alam goib, jangan lewatkan updatetan artikel setiap harinya dengan cara mensubcribe melalui email di pojok kiri bawah, saya mohon bantuannya untuk berkomentar maupun like serta share agar website ini lebih hidup, tiada terasa hidup jika bukan karena kebersamaan kita semuanya yang telah membaca artikel ini.
“Support terus website ini agar sang Mpu selalu update dengan cara like, comment, dan subcribe via email agar selalu update mengetahui wawasan yang baru muncul dalam website ini, Sekian artikel ini ditulis, semoga memberi manfaat dan pengetahuan bagi pembaca dan yang membutuhkan, jika dirasa artikel ini berguna dan menarik silahkan sebarkan dalam media sosial.”